ditulis oleh Kade Galuh
Cecilia Gandes Purbandini Wiharsi. Memang terkesan lekat namanya dengan nuansa jawa. Ternyata, dalam filosofi Jawa, Gandes, panggilan karibnya, memiliki arti “seorang wanita yang luwes”. Lahir di Jakarta 8 April 1989, dia merupakan anak kedua dari dua bersaudara.
Meski terpisah jarak dari orangtuanya yang tinggal di Tangerang, Gandes selalu berusaha untuk membahagiakan ayah-ibunya. “Aku tahu betul perjuangan, kerja keras mereka dari melahirkan hingga membesarkan aku sampai sekarang. Apapun caranya, aku ingin membahagiakan kedua orangtuaku,” harap cewek yang di kepanitiaan menjabat Wakil Ketua ini.
Sebenarnya Gandes sempat terinspirasi oleh sang ibu yang seorang perawat. Dia berkeinginan menjadi dokter bedah. Namun, menginjak jenjang SMP keinginannya beralih. Ia justru ingin menjadi wartawan seperti si ayah.
Tapi begitu masuk jurusan ilmu komunikasi pada tahun 2007 di FISIP UAJY, Gandes kembali berpikir ulang apakah ingin menjadi jurnalis atau penulis naskah iklan. “Menurutku, kalau seorang wartawan, siapapun juga bisa menulis deh,” ujarnya. Akhirnya untuk kesekian kali pilihannya dijatuhkan kepada bidang penulisan naskah iklan.
Membaca, menulis, utak-atik komputer adalah serangkaian cara mengisi waktu luangnya. Gandes saat ini aktif di Unit Kegiatan Mahasiswa Kine Klub. Bersama anak-anak Kine, ia tengah mempersiapkan produksi film untuk launching bulan Agustus.
Cewek yang mengaku masih jomblo ini paling tak suka digelitikin. Meski begitu, dia ternyata justru paling suka diajak tertawa. Nah kalau mau ngajak tertawa dengan cara digelitikin, bagaimana Gandes?
Cewek yang masa kecilnya pernah ngefan berat dengan Backstreet Boys, kini mulai beralih ke Fauzi Baadilah, selebritas yang tenar lewat film Mengejar Matahari itu. “Dulu, seantero sekolah tau deh aku ngefan dengan dia.”
Meski obrolan dengan kru Selasar sering diisi gelak tawa, Gandes bisa sangat serius saat membahas inisiasi RT 05 FISIP. “Rapat gak kondusif, banyak yang ribut sendiri, ada gap antarangkatan, ada yang ngerasa lebih berpengalaman dari yang lainnya, ada divisi yang kemajuannya cepat, tapi ada juga yang kelihatan bingung.
Beberapa panitia kurang berani berpendapat. Ada yang getol berpendapat di luar rapat besar, tapi begitu di dalam rapat malah diam,” ucapnya. Intinya, Gandes sangat ingin agar tema inisiasi sekarang, sadar-peduli-seimbang itu bisa diterapkan terlebih dahulu oleh para panitianya.
Gandes juga berharap inisiasi dapat berjalan efisien. Artinya, informasi yang diberikan bisa diterima mahasiswa. “Inisiasi enam hari harus beda dengan inisiasi tiga hari!” Ujarnya dengan semangat.
0 komentar:
Posting Komentar