ditulis oleh Paulina Damayanti
Siapa yang tidak mengenal salah satu panitia divisi Dokumentasi ini. Pembawaannya yang kocak, dan supel membuat dia disukai banyak orang. Apalagi rambut gimbalnya dahulu yang makin membuat dia populer. Dialah Diki Cahyo Gumelar, atau lebih akrab disapa Diki.
Cowok yang mengaku sudah mempunyai tambatan hati bernama Maya Larasati ini telah tiga kali menjadi panitia inisiasi, yaitu divisi Perlengkapan (2007), Ketua Inisiasi (2008), dan kini divisi Dokumentasi (2009). “Buat aku, selama tiga kali menjadi panitia inisiasi, inisiasi tahun 2008 itu yang paling keren, soalnya ketuanya juga keren sih,” katanya sambil tertawa.
Penyuka musik reggae ini awalnya berniat kuliah di fakultas Psikologi. Tapi sayang dewi fortuna belum berpihak. Bayangkan, dia gagal lolos tes di Fakultas Psikologi Sanata Dharma sebanyak tiga kali dan satu kali di Universitas Gajah Mada untuk fakultas yang sama. Lalu dia mendaftar di FISIP UAJY jurusan ilmu komunikasi. “Akhirnya dapat kuliah juga,” katanya sambil mengelus dada.
Bukan rahasia lagi kalau Diki adalah seorang pecinta binatang. Sejak kecil hingga sekarang, binatang yang jadi soulmate-nya selama ini adalah ular. Diki ternyata memelihara tiga ekor ular di rumahnya di daerah Paingan.
Cowok pecinta buku dan film-film Harry Potter ini mengaku sudah sejak empat tahun lalu mulai memelihara ular. Ular peliharaannya punya nama latin Phiton Reticulatus, ketiganya berasal dari Jawa, Sumatra, dan Bali. Untuk itu, tiap dua minggu sekali, dia harus menyediakan makanan satu ekor tikus dan satu kilogram ayam per satu ekor ular. Saat ditanya, apa dia tidak keberatan mengeluarkan banyak uang untuk ular-ular peliharaannya itu, dia menjawab sembari tersenyum bangga, “ya enggak lah, khan aku orang kaya.”
Selain penggemar ular, cowok pengidola Melissa Karim ini juga sangat menyukai fotografi. Alasan dia bidang itu merupakan sesuatu yang menantang buatnya. Buat Diki, pengalaman memotret yang paling berkesan adalah saat dia berkesempatan untuk berkunjung ke Pulau Sulawesi, tepatnya di daerah Poso, Palu dan Tentena selama dua minggu. Alam Poso yang masih indah, dan langitnya yang biru jernih, membuatnya betah membidik objek di sana.
Saat ditanya soal tujuan hidup, cowok yang sangat takut dengan hantu ini menjawab hanya ingin menjadi orang yang sejahtera.”Maksudnya sejahtera itu, pas anakku sakit, aku ada duit buat beli obat, pas lagi pengin berlibur ke luar negeri, aku juga ada duit, pas pengin mobil ada duit, pas pengin beli rumah juga ada duit. Pokoknya pas pengin pas ada deh!”
Siapa yang tidak mengenal salah satu panitia divisi Dokumentasi ini. Pembawaannya yang kocak, dan supel membuat dia disukai banyak orang. Apalagi rambut gimbalnya dahulu yang makin membuat dia populer. Dialah Diki Cahyo Gumelar, atau lebih akrab disapa Diki.
Cowok yang mengaku sudah mempunyai tambatan hati bernama Maya Larasati ini telah tiga kali menjadi panitia inisiasi, yaitu divisi Perlengkapan (2007), Ketua Inisiasi (2008), dan kini divisi Dokumentasi (2009). “Buat aku, selama tiga kali menjadi panitia inisiasi, inisiasi tahun 2008 itu yang paling keren, soalnya ketuanya juga keren sih,” katanya sambil tertawa.
Penyuka musik reggae ini awalnya berniat kuliah di fakultas Psikologi. Tapi sayang dewi fortuna belum berpihak. Bayangkan, dia gagal lolos tes di Fakultas Psikologi Sanata Dharma sebanyak tiga kali dan satu kali di Universitas Gajah Mada untuk fakultas yang sama. Lalu dia mendaftar di FISIP UAJY jurusan ilmu komunikasi. “Akhirnya dapat kuliah juga,” katanya sambil mengelus dada.
Bukan rahasia lagi kalau Diki adalah seorang pecinta binatang. Sejak kecil hingga sekarang, binatang yang jadi soulmate-nya selama ini adalah ular. Diki ternyata memelihara tiga ekor ular di rumahnya di daerah Paingan.
Cowok pecinta buku dan film-film Harry Potter ini mengaku sudah sejak empat tahun lalu mulai memelihara ular. Ular peliharaannya punya nama latin Phiton Reticulatus, ketiganya berasal dari Jawa, Sumatra, dan Bali. Untuk itu, tiap dua minggu sekali, dia harus menyediakan makanan satu ekor tikus dan satu kilogram ayam per satu ekor ular. Saat ditanya, apa dia tidak keberatan mengeluarkan banyak uang untuk ular-ular peliharaannya itu, dia menjawab sembari tersenyum bangga, “ya enggak lah, khan aku orang kaya.”
Selain penggemar ular, cowok pengidola Melissa Karim ini juga sangat menyukai fotografi. Alasan dia bidang itu merupakan sesuatu yang menantang buatnya. Buat Diki, pengalaman memotret yang paling berkesan adalah saat dia berkesempatan untuk berkunjung ke Pulau Sulawesi, tepatnya di daerah Poso, Palu dan Tentena selama dua minggu. Alam Poso yang masih indah, dan langitnya yang biru jernih, membuatnya betah membidik objek di sana.
Saat ditanya soal tujuan hidup, cowok yang sangat takut dengan hantu ini menjawab hanya ingin menjadi orang yang sejahtera.”Maksudnya sejahtera itu, pas anakku sakit, aku ada duit buat beli obat, pas lagi pengin berlibur ke luar negeri, aku juga ada duit, pas pengin mobil ada duit, pas pengin beli rumah juga ada duit. Pokoknya pas pengin pas ada deh!”
0 komentar:
Posting Komentar