ditulis oleh Kade Galuh
Inisiasi Universitas untuk mahasiswa baru non-eksakta dilakukan pada hari ini, 10 Agustus 2009. Inisiasi universitas memiliki tujuan mengenalkan lingkup universitas kepada mahasiswa baru. Lingkup universitas tersebut antara lain Rektorat, BAAK, BAU, Perpustakaan, Campus Ministry, dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) tingkat universitas.
Kepanitiaan Inisiasi Universitas jelas berbeda dengan Kepanitiaan Inisiasi Fakultas. Kepanitiaan Inisiasi Universitas banyak berasal dari anggota UKM universitas. Meskipun begitu, beberapa anggota panitia inisiasi fakultas ikut berpartisipasi dalam Inisiasi Universitas ini. Dengan demikian, dalam suatu inisiasi universitas terdiri dari kepanitian inisiasi universitas, beberapa anggota panitia inisiasi dari tiga fakultas: ISIP, Ekonomi, dan Hukum.
Banyaknya jumlah panitia yang berpartisipasi harusnya mampu mendukung jalannya inisiasi universitas sehingga berjalan dengan lancar. Tetapi, inisiasi universitas malah terkesan carut-marut. Penyebab utama adalah tidak adanya koordinasi antara panitia inisiasi dari ketiga fakultas tersebut. Panitia dari masing-masing fakultas terkesan hanya mengutamakan ‘anak buahnya’ sendiri. Tidak adanya koordinasi menjadi hal yang fatal, tidak hanya untuk mahasiswa baru, tetapi juga citra universitas secara keseluruhan.
Bagaimana tidak? Untuk masuk ke dalam auditorium saja, ratusan mahasiswa hanya disediakan akses masuk satu pintu. Hal ini malah membuat keadaan bertambah padat dan membuang-buang waktu. Padahal, pintu untuk jalur mahasiswa baru bisa diperbanyak. Selain itu, kurangnya koordnasi terulang saat pembagian snack.
Pihak panitia universitas tidak memberikan peraturan yang jelas pada panitia inisiasi masing-masing fakultas mengenai prosedur ke toilet dan pembagian snack saat istirahat. Tidak diberi batasan jelas berapa jumlah mahasiswa yang bergiliran untuk pergi ke toilet. Hal ini menyebabkan terjadi penumpukan di pintu keluar-yang hanya ada satu-karena banyak sekali maba yang pergi ke toilet.
Di saat bersamaan, pembagian snack juga akan dilakukan. Rencana awal, pembagian snack dilakukan saat semua mahasiswa baru kembali dari toilet. Namun, fakta yang ada saat itu tampaknya tidak memungkinkan untuk menunggu mahasiswa baru yang harus ke toilet. Akhirnya, mahasiswa yang tidak ke toilet, harus duduk bengong mananti makanan yang tidak kunjung dibagikan.
Melihat keadaan mahasiswa baru yang harus menanti entah berapa lama, ada panitia yang berinisiatif membagikan snack lebih dulu, tetapi ada juga yang masih mengikuti prosedur awal. Setelah semua anak kembali dari toilet, yang ada malah aktivitas makan mahasiswa baru dipaksa secepat mungkin. Hal ini sungguh membuat waktu istirahat menjadi tidak efektif. Kejadian ini dapat diantisipasi bila kebijakan segera diubah setelah melihat realita yang ada. Jumlah mahasiswa baru dapat dibatasi bila ingin keluar ke toilet. Sehingga, mahasiswa tidak perlu bertumpuk di depan pintu dan meghambat arus keluar-masuk auditorium.
Kurangnya koordinasi mulai diperbaiki di detik-detik terakhir. Panitia universitas mampu berkoordinasi dengan panitia masing-masing fakultas mengenai teknis keluar auditorium. Hasilnya, tidak ada masalah saat mahasiswa baru keluar dari auditorium. Masalah koordinasi menjadi pelajaran bagi kita semua dalam pelaksanaan inisiasi uiversitas. Setiap fakultas harus bisa bekerja sama untuk menghasilkan inisiasi universitas yang unggul, inklusif, dan humanis.
Inisiasi Universitas untuk mahasiswa baru non-eksakta dilakukan pada hari ini, 10 Agustus 2009. Inisiasi universitas memiliki tujuan mengenalkan lingkup universitas kepada mahasiswa baru. Lingkup universitas tersebut antara lain Rektorat, BAAK, BAU, Perpustakaan, Campus Ministry, dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) tingkat universitas.
Kepanitiaan Inisiasi Universitas jelas berbeda dengan Kepanitiaan Inisiasi Fakultas. Kepanitiaan Inisiasi Universitas banyak berasal dari anggota UKM universitas. Meskipun begitu, beberapa anggota panitia inisiasi fakultas ikut berpartisipasi dalam Inisiasi Universitas ini. Dengan demikian, dalam suatu inisiasi universitas terdiri dari kepanitian inisiasi universitas, beberapa anggota panitia inisiasi dari tiga fakultas: ISIP, Ekonomi, dan Hukum.
Banyaknya jumlah panitia yang berpartisipasi harusnya mampu mendukung jalannya inisiasi universitas sehingga berjalan dengan lancar. Tetapi, inisiasi universitas malah terkesan carut-marut. Penyebab utama adalah tidak adanya koordinasi antara panitia inisiasi dari ketiga fakultas tersebut. Panitia dari masing-masing fakultas terkesan hanya mengutamakan ‘anak buahnya’ sendiri. Tidak adanya koordinasi menjadi hal yang fatal, tidak hanya untuk mahasiswa baru, tetapi juga citra universitas secara keseluruhan.
Bagaimana tidak? Untuk masuk ke dalam auditorium saja, ratusan mahasiswa hanya disediakan akses masuk satu pintu. Hal ini malah membuat keadaan bertambah padat dan membuang-buang waktu. Padahal, pintu untuk jalur mahasiswa baru bisa diperbanyak. Selain itu, kurangnya koordnasi terulang saat pembagian snack.
Pihak panitia universitas tidak memberikan peraturan yang jelas pada panitia inisiasi masing-masing fakultas mengenai prosedur ke toilet dan pembagian snack saat istirahat. Tidak diberi batasan jelas berapa jumlah mahasiswa yang bergiliran untuk pergi ke toilet. Hal ini menyebabkan terjadi penumpukan di pintu keluar-yang hanya ada satu-karena banyak sekali maba yang pergi ke toilet.
Di saat bersamaan, pembagian snack juga akan dilakukan. Rencana awal, pembagian snack dilakukan saat semua mahasiswa baru kembali dari toilet. Namun, fakta yang ada saat itu tampaknya tidak memungkinkan untuk menunggu mahasiswa baru yang harus ke toilet. Akhirnya, mahasiswa yang tidak ke toilet, harus duduk bengong mananti makanan yang tidak kunjung dibagikan.
Melihat keadaan mahasiswa baru yang harus menanti entah berapa lama, ada panitia yang berinisiatif membagikan snack lebih dulu, tetapi ada juga yang masih mengikuti prosedur awal. Setelah semua anak kembali dari toilet, yang ada malah aktivitas makan mahasiswa baru dipaksa secepat mungkin. Hal ini sungguh membuat waktu istirahat menjadi tidak efektif. Kejadian ini dapat diantisipasi bila kebijakan segera diubah setelah melihat realita yang ada. Jumlah mahasiswa baru dapat dibatasi bila ingin keluar ke toilet. Sehingga, mahasiswa tidak perlu bertumpuk di depan pintu dan meghambat arus keluar-masuk auditorium.
Kurangnya koordinasi mulai diperbaiki di detik-detik terakhir. Panitia universitas mampu berkoordinasi dengan panitia masing-masing fakultas mengenai teknis keluar auditorium. Hasilnya, tidak ada masalah saat mahasiswa baru keluar dari auditorium. Masalah koordinasi menjadi pelajaran bagi kita semua dalam pelaksanaan inisiasi uiversitas. Setiap fakultas harus bisa bekerja sama untuk menghasilkan inisiasi universitas yang unggul, inklusif, dan humanis.
0 komentar:
Posting Komentar