ditulis oleh Kade Galuh
“Dalam hidup gak pernah ada jalan buntu. Se-mentok apapun kita berpikir, pasti akan ada jalan keluarnya, oleh karena itu jangan menyerah!” Ungkapan optimis ini terlontar dari Sekretaris Inisiasi FISIP UAJY 2009, Griseldis Krispina Loe.
Dia sosok pekerja keras yang tak mau ada jam nganggur dalam aktifitas sehari-harinya. Seldi, panggilan akrabnya, kini bekerja paruh waktu di toko Sari Ilmu, di dekat Malioboro Mall. Ia membantu di bagian pembukuan dan memantau karyawan.
Gadis keturunan Flores ini lahir di Yogyakarta, 6 September 1989. Anak pertama dari tiga bersaudara ini sempat bermukim di Balikpapan karena tuntutan profesi sang ayah. Sampai saat ini, ayahnya, Wilfried, masih berada di Balikpapan untuk keperluan pekerjaan. Seldi sekarang tinggal bersama kedua adik dan ibunya, Caecilia di Jalan Garuda 160, Pringwulung.
Seldi yang terdaftar sebagai mahasiswa FISIP UAJY angkatan 2007 ini sangat membenci kecoa. Sedangkan hal yang paling disenanginya adalah musik. Jangan salah, ternyata ia piawai bermain alat musik piano. Nomor-nomor orkestra klasik paling sering dimainkannya. Meski cenderung ke arah musik klasik, ia tidak menutup telinga bagi aliran lainnya. “Musik apapun asal enak didengar dan asyik untuk nyanyi-nyanyi,” ujarnya.
Seldi mengaku sangat mengagumi sosok Pak Lukas, dosen FISIP UAJY. Menurutnya, Pak Lukas memberi peluang bagi mahasiswa untuk belajar seluas-luasnya secara mandiri. Pak Lukas katanya, selalu mendorong mahasiswa untuk mencari tahu segala sesuatunya sendiri. Sayangnya, Pak Lukas tidak mengampu mata kuliah favoritnya yaitu Jurnalistik Media Penyiaran.
Di dalam kepanitiaan inisiasi ini, Seldi menjadi Sekretaris I menggantikan Gandes yang diangkat menjadi Wakil Ketua. Meskipun hanya ada satu sekretaris, Seldi tidak merasa keberatan. Karena pada dasarnya sekretaris bekerja bersama Ketua dan Wakil Ketua. Ia hanya mengeluhkan kepanitiaan yang sempat berubah akibat penambahan dan pengurangan anggota. Hal ini menyulitkannya saat membuat daftar hadir panitia.
Sejauh ini, Seldi merasa bahwa konsep acara tidak berbeda jauh dengan inisiasi tahun lalu. “Memang ada tambahan hari, tapi tetap saja tidak menunjukkan FISIP itu sendiri,” katanya.
“Dalam hidup gak pernah ada jalan buntu. Se-mentok apapun kita berpikir, pasti akan ada jalan keluarnya, oleh karena itu jangan menyerah!” Ungkapan optimis ini terlontar dari Sekretaris Inisiasi FISIP UAJY 2009, Griseldis Krispina Loe.
Dia sosok pekerja keras yang tak mau ada jam nganggur dalam aktifitas sehari-harinya. Seldi, panggilan akrabnya, kini bekerja paruh waktu di toko Sari Ilmu, di dekat Malioboro Mall. Ia membantu di bagian pembukuan dan memantau karyawan.
Gadis keturunan Flores ini lahir di Yogyakarta, 6 September 1989. Anak pertama dari tiga bersaudara ini sempat bermukim di Balikpapan karena tuntutan profesi sang ayah. Sampai saat ini, ayahnya, Wilfried, masih berada di Balikpapan untuk keperluan pekerjaan. Seldi sekarang tinggal bersama kedua adik dan ibunya, Caecilia di Jalan Garuda 160, Pringwulung.
Seldi yang terdaftar sebagai mahasiswa FISIP UAJY angkatan 2007 ini sangat membenci kecoa. Sedangkan hal yang paling disenanginya adalah musik. Jangan salah, ternyata ia piawai bermain alat musik piano. Nomor-nomor orkestra klasik paling sering dimainkannya. Meski cenderung ke arah musik klasik, ia tidak menutup telinga bagi aliran lainnya. “Musik apapun asal enak didengar dan asyik untuk nyanyi-nyanyi,” ujarnya.
Seldi mengaku sangat mengagumi sosok Pak Lukas, dosen FISIP UAJY. Menurutnya, Pak Lukas memberi peluang bagi mahasiswa untuk belajar seluas-luasnya secara mandiri. Pak Lukas katanya, selalu mendorong mahasiswa untuk mencari tahu segala sesuatunya sendiri. Sayangnya, Pak Lukas tidak mengampu mata kuliah favoritnya yaitu Jurnalistik Media Penyiaran.
Di dalam kepanitiaan inisiasi ini, Seldi menjadi Sekretaris I menggantikan Gandes yang diangkat menjadi Wakil Ketua. Meskipun hanya ada satu sekretaris, Seldi tidak merasa keberatan. Karena pada dasarnya sekretaris bekerja bersama Ketua dan Wakil Ketua. Ia hanya mengeluhkan kepanitiaan yang sempat berubah akibat penambahan dan pengurangan anggota. Hal ini menyulitkannya saat membuat daftar hadir panitia.
Sejauh ini, Seldi merasa bahwa konsep acara tidak berbeda jauh dengan inisiasi tahun lalu. “Memang ada tambahan hari, tapi tetap saja tidak menunjukkan FISIP itu sendiri,” katanya.
0 komentar:
Posting Komentar