ditulis oleh Xaverius Cornelissen S
Rapat milik divisi Acara Sabtu itu (27/6) dibuka dengan jingle inisiasi yang sudah fix. Dikumandangkan oleh para divisi Pendamping Kelompok (Dampok) lalu dinyanyikan bersama teman-teman panitia. Seperti biasanya, Pak Rete menegur kembali teman-teman panitia, karena mereka ribut lagi. ”Aku sebenernya males ngomong kayak gini, kayaknya rapat kita udh mulai gak kondusif lagi.”
Kemudian, di hari Sabtu ini tidak semua panitia hadir dalam Rapat Besar khusus divisi Acara ini. Jumlahnya jauh lebih sedikit ketimbang hari Rabu lalu (24/6). Yang mengherankan lagi, beberapa peraturan yang sudah disepakati bersama temen-temen panitia beberapa minggu lalu soal keterlambatan tapi sampai detik ini masih saja ada yang telat, entah disengaja atau tidak mereka datang hampir setengah jam sejak rapat dimulai.
Memang ada beberapa temen-temen yang telat namun sudah ijin terlebih dahulu, tapi bagaimana dengan temen-temen yang sengaja terlambat, dan juga temen-temen yang sengaja tidak memberitahu, bahwa mereka tidak akan hadir dalam rapat? Gandes memberitahu bahwa yang telat memang diharuskan mengganti keterlambatan mereka dengan membayar Rp 5.000,- dan bagi yang tidak ijin dikenai denda Rp 10.000,-.
Sungguh ironis dan patut dipertanyakan relevansinya dengan konsep inisiasi kali ini, Sadar, Peduli dan Seimbang. Hal ini mungkin lebih mengerucut pada konsep Peduli. Mungkin teman-teman perlu belajar lebih peduli dengan masalah keterlambatan.
Kemudian menanggapi tentang perdebatan yang cukup hangat antara anggota-anggota divisi Acara dengan penanggapnya. Salah satu penanggap yang lumayan menggebor acara, datang dari Andre (divisi Perlengkapan). Dia menanggapi problem exhibition Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dinilai bisa useless (tak berguna). ”Mahasiswa baru (maba) akan lebih melihat yang terakhir dan gak akan melihat secara keseluruhan (tidak tertarik untuk melihat semuanya), Dalam Exhibition hanya diberitahukan bahwa UKM A, B, C itu ada, namun untuk informasi lebih detilnya maba bisa mencari di Selasar.”
Andre mengungkapkan, akan lebih menghemat biaya, UKM yang memberikan handout yang seharusnya dua lembar bisa menjadi satu lembar.
Dari pihak divisi Acara tidak bisa menerima pendapat Andre begitu saja, mereka turut memberikan umpan balik. Mereka hanya mengatakan salah satu program acara mereka ini merupakan pengenalan UKM dan yang berhak mengakomodasi mereka adalah teman-teman Jurnal. Jadi intinya jangan meminta divisi Acara untuk meminta seperti yang Andre katakan, yaitu membuat maba mencari UKM itu di Selasar. ”Ya kalau itu hak temen-temen Jurnal untuk meliputnya atau gak, jadi mendingan langsung ke Jurnal aja jangan ke acara,” kata Lenny berapi-api.
Di sudut lain, Nanda (divisi Keamanan) cuma menambahi bagaimana divisi Acara bisa menyediakan tempatnya yang cukup (buat UKM) dan bagaimana mengemasnya dengan baik.
Andre pun menanggapi kembali. Dia bersikukuh untuk kembali lagi menawarkan pengenalan UKM diminimalisasi di lapangan dengan cara meng-update profil UKM di Selasar Online. Hal ini sempat menimbulkan kontroversi mulai dari Dandy (divisi Perlengkapan) sampai ke Ade (divisi Acara) sendiri.
”Sekali lagi, ini hak kami dari Acara untuk membuat dan merancang Exhibition UKM ini menjadi seperti apa, tolong dihargai.” Kata Ade.
Belum lagi mereka (panitia) harus menghadapi pihak dekanat untuk mempertanggungjawabkan anggaran dana dan juga argumentasi mengenai inisiasi lima hari tersebut. Rencananya pertemuan ini akan diadakan pekan depan di bulan Juli.
Dapat digarisbawahi, teman-teman panitia harus menyatukan visi dan misinya agar sesuai dengan skenario awal. Yaitu membuat Inisiasi FISIP UAJY 2009 ini lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Permasalahan tadi hanya segelintir dari beberapa hal yang masih dapat terlihat di permukaan, jadi semoga tak ada sketsa yang terlewatkan di inisiasi RT 05 FISIP ini.
Rapat milik divisi Acara Sabtu itu (27/6) dibuka dengan jingle inisiasi yang sudah fix. Dikumandangkan oleh para divisi Pendamping Kelompok (Dampok) lalu dinyanyikan bersama teman-teman panitia. Seperti biasanya, Pak Rete menegur kembali teman-teman panitia, karena mereka ribut lagi. ”Aku sebenernya males ngomong kayak gini, kayaknya rapat kita udh mulai gak kondusif lagi.”
Kemudian, di hari Sabtu ini tidak semua panitia hadir dalam Rapat Besar khusus divisi Acara ini. Jumlahnya jauh lebih sedikit ketimbang hari Rabu lalu (24/6). Yang mengherankan lagi, beberapa peraturan yang sudah disepakati bersama temen-temen panitia beberapa minggu lalu soal keterlambatan tapi sampai detik ini masih saja ada yang telat, entah disengaja atau tidak mereka datang hampir setengah jam sejak rapat dimulai.
Memang ada beberapa temen-temen yang telat namun sudah ijin terlebih dahulu, tapi bagaimana dengan temen-temen yang sengaja terlambat, dan juga temen-temen yang sengaja tidak memberitahu, bahwa mereka tidak akan hadir dalam rapat? Gandes memberitahu bahwa yang telat memang diharuskan mengganti keterlambatan mereka dengan membayar Rp 5.000,- dan bagi yang tidak ijin dikenai denda Rp 10.000,-.
Sungguh ironis dan patut dipertanyakan relevansinya dengan konsep inisiasi kali ini, Sadar, Peduli dan Seimbang. Hal ini mungkin lebih mengerucut pada konsep Peduli. Mungkin teman-teman perlu belajar lebih peduli dengan masalah keterlambatan.
Kemudian menanggapi tentang perdebatan yang cukup hangat antara anggota-anggota divisi Acara dengan penanggapnya. Salah satu penanggap yang lumayan menggebor acara, datang dari Andre (divisi Perlengkapan). Dia menanggapi problem exhibition Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dinilai bisa useless (tak berguna). ”Mahasiswa baru (maba) akan lebih melihat yang terakhir dan gak akan melihat secara keseluruhan (tidak tertarik untuk melihat semuanya), Dalam Exhibition hanya diberitahukan bahwa UKM A, B, C itu ada, namun untuk informasi lebih detilnya maba bisa mencari di Selasar.”
Andre mengungkapkan, akan lebih menghemat biaya, UKM yang memberikan handout yang seharusnya dua lembar bisa menjadi satu lembar.
Dari pihak divisi Acara tidak bisa menerima pendapat Andre begitu saja, mereka turut memberikan umpan balik. Mereka hanya mengatakan salah satu program acara mereka ini merupakan pengenalan UKM dan yang berhak mengakomodasi mereka adalah teman-teman Jurnal. Jadi intinya jangan meminta divisi Acara untuk meminta seperti yang Andre katakan, yaitu membuat maba mencari UKM itu di Selasar. ”Ya kalau itu hak temen-temen Jurnal untuk meliputnya atau gak, jadi mendingan langsung ke Jurnal aja jangan ke acara,” kata Lenny berapi-api.
Di sudut lain, Nanda (divisi Keamanan) cuma menambahi bagaimana divisi Acara bisa menyediakan tempatnya yang cukup (buat UKM) dan bagaimana mengemasnya dengan baik.
Andre pun menanggapi kembali. Dia bersikukuh untuk kembali lagi menawarkan pengenalan UKM diminimalisasi di lapangan dengan cara meng-update profil UKM di Selasar Online. Hal ini sempat menimbulkan kontroversi mulai dari Dandy (divisi Perlengkapan) sampai ke Ade (divisi Acara) sendiri.
”Sekali lagi, ini hak kami dari Acara untuk membuat dan merancang Exhibition UKM ini menjadi seperti apa, tolong dihargai.” Kata Ade.
Belum lagi mereka (panitia) harus menghadapi pihak dekanat untuk mempertanggungjawabkan anggaran dana dan juga argumentasi mengenai inisiasi lima hari tersebut. Rencananya pertemuan ini akan diadakan pekan depan di bulan Juli.
Dapat digarisbawahi, teman-teman panitia harus menyatukan visi dan misinya agar sesuai dengan skenario awal. Yaitu membuat Inisiasi FISIP UAJY 2009 ini lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Permasalahan tadi hanya segelintir dari beberapa hal yang masih dapat terlihat di permukaan, jadi semoga tak ada sketsa yang terlewatkan di inisiasi RT 05 FISIP ini.
0 komentar:
Posting Komentar