ditulis oleh Paulina Damayanti
“Aku mungkin beda dengan orang-orang kebanyakan, aku tidak punya pedoman dan cita-cita hidup yang jelas. Aku tidak ada planing, tidak punya obsesi apa-apa, tidak tahu menjadi apa dan seperti apa kelak. Tapi satu hal yang pasti, aku adalah cowok yang amat sayang dengan ibuku dan hanya ingin membahagiakan ibuku saja. Karena itulah aku akan menjalani hidupku sebaik mungkin dan menjadi yang terbaik, demi ibu yang sangat aku sayangi.”Demikian pernyataan pertama yang muncul dari mulut cowok kelahiran Magelang, 23 Mei 1989 ini.
Tinggi, putih, berambut cepak dan berkacamata. Mungkin sekilas cowok ini terlihat cool dan jutek, karena dia terkesan pendiam dan tidak banyak bicara. Cowok ini adalah Alexander Nikko Sugiyanto, yang akrab disapa Nikko atau Sombret oleh teman-temannya.
Menurut cowok penyuka warna putih ini, Ibunya merupakan sosok yang sangat di sayanginya selama ini.”Ibuku tuh sabar banget, gak pernah sekalipun aku dimarahi sama ibuku.” Itulah yang membuat anak sulung dari dua bersaudara ini serius dalam kuliah, karena dia tidak ingin mengecewakan ibunya.
Menjadi anak sulung, ternyata tidak membuatnya menjadi seorang pengalah.”Waktu kecil aku sangat manja, segala keinginanku harus dituruti.” Terlebih lagi orang tuanya juga sangat memanjakan dia. Nikko mengaku, walau berasal dari keluarga yang sederhana, tapi orang tuanya selalu berusaha memenuhi segala keinginannya.
Sampai akhirnya, saat di jenjang SMP dia sadar akan keadaan keluarga yang sebenarnya. Mulai saat itu, dia tidak lagi menjadi Nikko yang manja dan hanya bisa memberatkan orang tuanya.
Selepas SMA, alumnus SMA Tarakanita Magelang ini, memilih untuk melanjutkan ke UAJY. Awalnya Fakultas Ekonomi menjadi pilihannya, namun karena kebanyakan teman-temannya memilih fakultas tersebut, maka cowok yang mengaku sudah tidak single lagi ini memilih FISIP UAJY sebagai pilihan terakhirnya.
Menjadi panitia inisiasi merupakan pengalaman pertamanya, dan di panitia inisiasi FISIP UAJY 2009, cowok penyuka warna putih ini memperkuat divisi Perlengkapan dibawah kooordinasi Dandy. “Aku berharap, walaupun ini pengalaman pertamaku, aku bisa menjalankan job deskku sebaik mungkin, sehingga tidak mengecewakan semua pihak.”
Selain sibuk sebagai panitia inisiasi, Nikko juga aktif sebagai anggota Kine Klub UAJY. Sekitar 11 film sudah berhasil diproduksinya bersama anak-anak Kine Klub.”Tapi di setiap produksi aku belum pernah jadi sutradara, peranku di situ jadi bagian perlengkapan (perkap) forever,” Ungkapnya sambil tertawa.
Saat senggang, cowok yang mengaku alergi debu ini memanfaatkan waktu dengan nge-band atau main gim bersama teman-temannya.”Itung-itung nyalurin hobi dan bakat terpendamlah.”
“Aku mungkin beda dengan orang-orang kebanyakan, aku tidak punya pedoman dan cita-cita hidup yang jelas. Aku tidak ada planing, tidak punya obsesi apa-apa, tidak tahu menjadi apa dan seperti apa kelak. Tapi satu hal yang pasti, aku adalah cowok yang amat sayang dengan ibuku dan hanya ingin membahagiakan ibuku saja. Karena itulah aku akan menjalani hidupku sebaik mungkin dan menjadi yang terbaik, demi ibu yang sangat aku sayangi.”Demikian pernyataan pertama yang muncul dari mulut cowok kelahiran Magelang, 23 Mei 1989 ini.
Tinggi, putih, berambut cepak dan berkacamata. Mungkin sekilas cowok ini terlihat cool dan jutek, karena dia terkesan pendiam dan tidak banyak bicara. Cowok ini adalah Alexander Nikko Sugiyanto, yang akrab disapa Nikko atau Sombret oleh teman-temannya.
Menurut cowok penyuka warna putih ini, Ibunya merupakan sosok yang sangat di sayanginya selama ini.”Ibuku tuh sabar banget, gak pernah sekalipun aku dimarahi sama ibuku.” Itulah yang membuat anak sulung dari dua bersaudara ini serius dalam kuliah, karena dia tidak ingin mengecewakan ibunya.
Menjadi anak sulung, ternyata tidak membuatnya menjadi seorang pengalah.”Waktu kecil aku sangat manja, segala keinginanku harus dituruti.” Terlebih lagi orang tuanya juga sangat memanjakan dia. Nikko mengaku, walau berasal dari keluarga yang sederhana, tapi orang tuanya selalu berusaha memenuhi segala keinginannya.
Sampai akhirnya, saat di jenjang SMP dia sadar akan keadaan keluarga yang sebenarnya. Mulai saat itu, dia tidak lagi menjadi Nikko yang manja dan hanya bisa memberatkan orang tuanya.
Selepas SMA, alumnus SMA Tarakanita Magelang ini, memilih untuk melanjutkan ke UAJY. Awalnya Fakultas Ekonomi menjadi pilihannya, namun karena kebanyakan teman-temannya memilih fakultas tersebut, maka cowok yang mengaku sudah tidak single lagi ini memilih FISIP UAJY sebagai pilihan terakhirnya.
Menjadi panitia inisiasi merupakan pengalaman pertamanya, dan di panitia inisiasi FISIP UAJY 2009, cowok penyuka warna putih ini memperkuat divisi Perlengkapan dibawah kooordinasi Dandy. “Aku berharap, walaupun ini pengalaman pertamaku, aku bisa menjalankan job deskku sebaik mungkin, sehingga tidak mengecewakan semua pihak.”
Selain sibuk sebagai panitia inisiasi, Nikko juga aktif sebagai anggota Kine Klub UAJY. Sekitar 11 film sudah berhasil diproduksinya bersama anak-anak Kine Klub.”Tapi di setiap produksi aku belum pernah jadi sutradara, peranku di situ jadi bagian perlengkapan (perkap) forever,” Ungkapnya sambil tertawa.
Saat senggang, cowok yang mengaku alergi debu ini memanfaatkan waktu dengan nge-band atau main gim bersama teman-temannya.”Itung-itung nyalurin hobi dan bakat terpendamlah.”
0 komentar:
Posting Komentar