ditulis oleh Paulina Damayanti
Tas kampusnya terlihat lebih besar daripada mahasiswa lainnya, jok motor Beat hitamnya pun selalu penuh dengan barang-barang entah apa. Baju dan pernak-pernik, mulai dari gelang, anting dan kalung, yang dikenakannya selalu berbau etnik. Miss ribet, begitulah biasa teman-teman dekatnya memanggilnya.
”Walaupun di tas, aku selalu bawa barang-barang yang paling gak penting sekalipun, tapi pasti ada aja barang yang ketinggalan di rumah, ” ungkapnya sambil memegangi kunci motornya. Takut kalau ketinggalan katanya.
Jasinta Venita Listya Putri, yang sering berganti-ganti nama menjadi Nita (kalau di lingkungan rumah), Jasin (waktu SMA), dan Ve (saat kuliah).”Namaku terlalu panjang, jadi terserah orang manggil aku apa aja, asal mudah diinget sama mereka, ” katanya.
Cantik, putih, tinggi semampai, mata coklat dan berambut pirang-panjang, begitulah tampilan cewek kelahiran Sleman, 10 Januari 1990 ini. Tapi sayang, sifatnya yang panik dan suka ribet itu kadang membuat teman-teman dekatnya keki. “Kalau aku mulai kumat paniknya, pasti ada aja barang yang ketinggalan, paling sering sih kunci motor. Wah...kalau udah gitu, semua orang jadi ikutan panik dan sibuk bantuin nyariin kunci motorku itu,” katanya sambil tertawa.
Cewek yang mengaku sudah tidak single lagi ini, mewarisi rambut pirang dan air muka yang sama persis dengan Ibunya, Liswidawati, yang merupakan blasteran Belanda-Bandung. Sedangkan mata coklatnya warisan Ayahnya, Herman Yosef Aji, yang keturunan Jawa asli. Dan inilah Ve, yang merupakan blasteran Belanda-Bandung-Jawa.
Waktu kecil, cewek yang ngefan berat dengan Dony Ada band ini, sempat sekolah model dan menjuarai kontes modeling di Yogyakarta. Tapi, setelah masuk sekolah dasar, minat cewek penyuka warna hijau ini berubah, dia menjadi lebih suka dunia sastra. “Awalnya sih dulu, gara-gara aku suka baca majalah Bobo. Di Bobo dulu aku paling suka baca cerpen dan puisi-puisi, dari situlah aku mulai tertarik di dunia tulis-menulis.”
Ve yang tergabung dalam kepanitiaan Inisiasi sebagai personil P3K ini sangat suka menulis cerpen dan mengarang. Dia juga tercatat sebagai redaktur majalah UAJY UKM 'PASTI'.
Walau jarang di rumah karena sering liputan bersama anak-anak 'PASTI', tapi sebenarnya anak bungsu dari dua bersaudara ini, termasuk anak yang cinta keluarga. “Keluarga adalah segalanya buat aku,” katanya.
Fakta tentang Ve: dia biasa menghilangkan stres dengan berjalan kaki. Dia mengaku, saking stresnya, dia pernah berjalan kaki dari Saphir Square Plaza sampai Babarsari. ”Jalan kaki itu nikmat, dan capek yang aku rasain pas jalan itu, membuat stresku hilang begitu saja,” ujar dia.
Tas kampusnya terlihat lebih besar daripada mahasiswa lainnya, jok motor Beat hitamnya pun selalu penuh dengan barang-barang entah apa. Baju dan pernak-pernik, mulai dari gelang, anting dan kalung, yang dikenakannya selalu berbau etnik. Miss ribet, begitulah biasa teman-teman dekatnya memanggilnya.
”Walaupun di tas, aku selalu bawa barang-barang yang paling gak penting sekalipun, tapi pasti ada aja barang yang ketinggalan di rumah, ” ungkapnya sambil memegangi kunci motornya. Takut kalau ketinggalan katanya.
Jasinta Venita Listya Putri, yang sering berganti-ganti nama menjadi Nita (kalau di lingkungan rumah), Jasin (waktu SMA), dan Ve (saat kuliah).”Namaku terlalu panjang, jadi terserah orang manggil aku apa aja, asal mudah diinget sama mereka, ” katanya.
Cantik, putih, tinggi semampai, mata coklat dan berambut pirang-panjang, begitulah tampilan cewek kelahiran Sleman, 10 Januari 1990 ini. Tapi sayang, sifatnya yang panik dan suka ribet itu kadang membuat teman-teman dekatnya keki. “Kalau aku mulai kumat paniknya, pasti ada aja barang yang ketinggalan, paling sering sih kunci motor. Wah...kalau udah gitu, semua orang jadi ikutan panik dan sibuk bantuin nyariin kunci motorku itu,” katanya sambil tertawa.
Cewek yang mengaku sudah tidak single lagi ini, mewarisi rambut pirang dan air muka yang sama persis dengan Ibunya, Liswidawati, yang merupakan blasteran Belanda-Bandung. Sedangkan mata coklatnya warisan Ayahnya, Herman Yosef Aji, yang keturunan Jawa asli. Dan inilah Ve, yang merupakan blasteran Belanda-Bandung-Jawa.
Waktu kecil, cewek yang ngefan berat dengan Dony Ada band ini, sempat sekolah model dan menjuarai kontes modeling di Yogyakarta. Tapi, setelah masuk sekolah dasar, minat cewek penyuka warna hijau ini berubah, dia menjadi lebih suka dunia sastra. “Awalnya sih dulu, gara-gara aku suka baca majalah Bobo. Di Bobo dulu aku paling suka baca cerpen dan puisi-puisi, dari situlah aku mulai tertarik di dunia tulis-menulis.”
Ve yang tergabung dalam kepanitiaan Inisiasi sebagai personil P3K ini sangat suka menulis cerpen dan mengarang. Dia juga tercatat sebagai redaktur majalah UAJY UKM 'PASTI'.
Walau jarang di rumah karena sering liputan bersama anak-anak 'PASTI', tapi sebenarnya anak bungsu dari dua bersaudara ini, termasuk anak yang cinta keluarga. “Keluarga adalah segalanya buat aku,” katanya.
Fakta tentang Ve: dia biasa menghilangkan stres dengan berjalan kaki. Dia mengaku, saking stresnya, dia pernah berjalan kaki dari Saphir Square Plaza sampai Babarsari. ”Jalan kaki itu nikmat, dan capek yang aku rasain pas jalan itu, membuat stresku hilang begitu saja,” ujar dia.
0 komentar:
Posting Komentar