ditulis oleh Paulina Damayanti
“Aku dulu pengin banget jadi mafia.” Ungkap cewek penyuka film-film action ini. Saat di tanya alasannya, cewek tomboi ini menjawab sambil tersenyum,”Soalnya dari kecil tontonanku dulu tuh film-film Hongkong yang ada mafia-mafianya itu, makanya aku jadi kepikiran pengin kayak mereka. Kayaknya keren aja pakai baju hitam-hitam, kacamata hitam dan bawa pistol kemana-mana.”
Adalah Patricia Kandi Damayanti, yang biasa di panggil Kandi. Cewek tomboi ini lahir di Jakarta, 8 November 1990. Kandi memang tidak suka memakai rok ataupun gaun, dia lebih nyaman menggunakan celana jins, sepatu kets, dan kaos oblong.”Walaupun cewek tapi gak wajib pakai rok khan? Aku lebih suka bergaya seperti ini, inilah diriku, aku gak suka berdandan yang ribet-ribet. Lebih baik simpel tapi nyaman dipakainya.”
Kandi mengaku, walaupun dia termasuk cewek tomboi dan suka bertingkah seperti cowok, dia merupakan teman yang baik.”Tapi teman-temanku suka keki, kalau aku mulai emosi, dan kadang aku kalau ngomong dan ketawa tuh kenceng banget. Aku tahu, kalau salah satu kekuranganku adalah gampang marah, tapi kelebihanku adalah cepat melupakan masalah.” Jadi intinya, walaupun gampang marah atau emosi dengan orang lain, tapi cewek penyuka buku Harry Potter ini juga cepat baikan dengan orang tersebut.
Pembawaannya boleh dibilang seperti anak cowok, tapi hati tetap seperti cewek. Dia termasuk cewek yang pandai menyimpan perasaan, dan bisa menangis jika menyangkut masalah percintaan.”Kalau lagi ada masalah, aku lebih suka menyimpan masalah itu dan gak menceritakannya sama orang lain, menurut aku kesedihan itu gak perlu di bagi dengan orang lain. Aku yang mengalami dan aku sendirilah yang harus merasakan, orang lain tidak perlu tahu.”
Selain menjadi panitia inisiasi, mahasiswa ilmu Komunikasi 2008 ini juga aktif di UKM Bohlam.”Aku sangat suka advertising, sepertinya puas banget kalau aku bisa mempengaruhi pikiran orang lain dengan iklan-iklan yang aku buat.
Saat ditanya alasannya masuk panitia inisiasi, salah satu anggota divisi Konsumsi ini menjawab dengan diplomatis.”Buat aku, Hidup itu untuk makan, dan makan untuk hidup. Makan di sini bukan hanya berarti makan makanan, tapi juga pengalaman. Jadi maksudnya, hidup untuk mencari pengalaman, dan pengalaman itu untuk hidup. Dan jika aku sekarang berada di sini, sebagai panitia inisiasi, berarti aku berusaha untuk menambah pengalaman yang nantinya akan berguna bagi hidupku kelak.”
“Aku dulu pengin banget jadi mafia.” Ungkap cewek penyuka film-film action ini. Saat di tanya alasannya, cewek tomboi ini menjawab sambil tersenyum,”Soalnya dari kecil tontonanku dulu tuh film-film Hongkong yang ada mafia-mafianya itu, makanya aku jadi kepikiran pengin kayak mereka. Kayaknya keren aja pakai baju hitam-hitam, kacamata hitam dan bawa pistol kemana-mana.”
Adalah Patricia Kandi Damayanti, yang biasa di panggil Kandi. Cewek tomboi ini lahir di Jakarta, 8 November 1990. Kandi memang tidak suka memakai rok ataupun gaun, dia lebih nyaman menggunakan celana jins, sepatu kets, dan kaos oblong.”Walaupun cewek tapi gak wajib pakai rok khan? Aku lebih suka bergaya seperti ini, inilah diriku, aku gak suka berdandan yang ribet-ribet. Lebih baik simpel tapi nyaman dipakainya.”
Kandi mengaku, walaupun dia termasuk cewek tomboi dan suka bertingkah seperti cowok, dia merupakan teman yang baik.”Tapi teman-temanku suka keki, kalau aku mulai emosi, dan kadang aku kalau ngomong dan ketawa tuh kenceng banget. Aku tahu, kalau salah satu kekuranganku adalah gampang marah, tapi kelebihanku adalah cepat melupakan masalah.” Jadi intinya, walaupun gampang marah atau emosi dengan orang lain, tapi cewek penyuka buku Harry Potter ini juga cepat baikan dengan orang tersebut.
Pembawaannya boleh dibilang seperti anak cowok, tapi hati tetap seperti cewek. Dia termasuk cewek yang pandai menyimpan perasaan, dan bisa menangis jika menyangkut masalah percintaan.”Kalau lagi ada masalah, aku lebih suka menyimpan masalah itu dan gak menceritakannya sama orang lain, menurut aku kesedihan itu gak perlu di bagi dengan orang lain. Aku yang mengalami dan aku sendirilah yang harus merasakan, orang lain tidak perlu tahu.”
Selain menjadi panitia inisiasi, mahasiswa ilmu Komunikasi 2008 ini juga aktif di UKM Bohlam.”Aku sangat suka advertising, sepertinya puas banget kalau aku bisa mempengaruhi pikiran orang lain dengan iklan-iklan yang aku buat.
Saat ditanya alasannya masuk panitia inisiasi, salah satu anggota divisi Konsumsi ini menjawab dengan diplomatis.”Buat aku, Hidup itu untuk makan, dan makan untuk hidup. Makan di sini bukan hanya berarti makan makanan, tapi juga pengalaman. Jadi maksudnya, hidup untuk mencari pengalaman, dan pengalaman itu untuk hidup. Dan jika aku sekarang berada di sini, sebagai panitia inisiasi, berarti aku berusaha untuk menambah pengalaman yang nantinya akan berguna bagi hidupku kelak.”
0 komentar:
Posting Komentar