ditulis oleh Kade Galuh
Hidup adalah anugerah. Hidup hanya sekali. Lalu, bagaimana kita harus menjalani? Haruskah menjalani hidup ini dengan santai? Atau justru sebaliknya, penuh kerja keras dan pantang menyerah? Apapun pendapat orang-orang di luar sana, cowok satu ini lebih memilih menjalani hidupnya sesantai mungkin. Sembari menghisap rokok dalam-dalam, Britto Ari Mubyarto berbagi cerita mengenai dirinya.
Lahir di Jakarta, 21 Januari 1990, Britto merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Sebagai anak pertama, ia memang menjadi anak yang diharapkan oleh kedua orang tua. Hal ini tercermin pula dalam nama yang ia miliki. Ari merupakan kependekan dari Arya. Arya dalam budaya Jawa berarti kekuasaan. Britto diharapkan tidak hanya berperilaku seperti St. De Britto tapi juga memiliki kekuasaan tinggi kelak. “Yah, semoga saja bisa jadi direktur atau manajer, yang jelas berkuasa lah,”kelakarnya.
Britto merupakan mahasiswa angkatan 2008 FISIP Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Ia mengambil studi mayor Pemasaran dan Periklanan serta minor Public Relations. Ketika ditanya mengapa memilih mayor-minor, “biar cepet lulus, dan gak usah repot-repot milih mata kuliah untuk menuhin 144 SKS, kan udah ada paketannya sendiri,” ungkapnya. Memang sih mayor-minor memudahkan mahasiswa memenuhi 144 SKS, tetapi juga membuat mahasiswa tidak dapat mencicipi konsentrasi studi lain diluar studi mayor-minornya.
Menanggapi hal itu, Britto mengaku hanya tertarik di dua bidang itu, jadi tidak masalah untuknya. “Kalau jurnalistik, aku orangnya gak update, jadi aku gak pede ambil jurnal. Lagipula, aku ingin menekuni PR agar aku bisa belajar berbicara di depan umum,” ungkapnya. Cowok super nyantai ini tampaknya juga belum punya bayangan jelas ingin menjadi apa kelak. “Ingin menjadi konseptor, tetapi apapun lah yang berkaitan dengan advertising dan public relations,” ujarnya.
Britto biasa mengisi waktu luangnya dengan nongkrong atau main di game centre. Ia bisa menghabiskan waktu berjam-jam di depan layar komputer untuk main CS. Kalau sudah main game terlalu lama, sesungguhnya ada cara jitu untuk membuatnya berhenti main game di depan computer. Kasih aja cicak di meja komputernya! Cowok yang mengaku masih single ini ternyata amat sangat takut dengan cicak. Apapun itu, jenis reptil mulai dari kodok, ular, tokek, bahkan cicak pun tidak berani ia dekati.
Cowok penyuka musik pop ini tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa Mustika Maya. Ia tidak terlalu pusing dengan aliran musik, yang penting main alat musik dan membuat dirinya enjoy saat bermain musik. Britto yang mengaku wong Jogja tulen, sangat mengapresiasi band-band lokal Jogja. Salah satu band favoritnya adalah Kapten Jack. Menurutnya, syair lagu yang dinyanyikan tidak muluk-muluk dan tidak dibuat-buat. “Syairnya tuh keliatan banget langsung dari hati, makanya emosinya dapet banget disetiap lagu-lagu mereka.”
Britto bergabung dengan kepanitiaan inisiasi agak terlambat. Setelah panitia berjalan, ada beberapa panitia mengundurkan diri sehingga perlu anggota baru. Kala itu, Britto hanya disibukkan dengan kuliah semester pendek. Ia merasa perlu kegiatan tambahan untuk mengisi liburannya. Di sela obrolannya bersama Azmi-divisi DamPok- Britto menanyakan lowongan posisi di kepanitiaan. Akhirnya, ia diminta menemui Vidi-SC- dan mengisi formulir. Dua hari kemudian ia mendapatkan pesan singkat yang menyatakan bahwa dirinya masuk dalam divisi Perlengkapan.
Meskipun terlambat bergabung dalam kepanitiaan, ia mengaku mudah menyesuaikan diri dengan anggota lain sesama panitia. Tentu saja ia sangat senang dapat bergabung dalam kepanitiaan. Selain menambah pengalaman, ia juga mendapat banyak teman baru. Memang pekerjaan Juru Bangun tidak ringan, tapi seperti jalan hidup yang dipilihnya, enjoy aja!
Hidup adalah anugerah. Hidup hanya sekali. Lalu, bagaimana kita harus menjalani? Haruskah menjalani hidup ini dengan santai? Atau justru sebaliknya, penuh kerja keras dan pantang menyerah? Apapun pendapat orang-orang di luar sana, cowok satu ini lebih memilih menjalani hidupnya sesantai mungkin. Sembari menghisap rokok dalam-dalam, Britto Ari Mubyarto berbagi cerita mengenai dirinya.
Lahir di Jakarta, 21 Januari 1990, Britto merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Sebagai anak pertama, ia memang menjadi anak yang diharapkan oleh kedua orang tua. Hal ini tercermin pula dalam nama yang ia miliki. Ari merupakan kependekan dari Arya. Arya dalam budaya Jawa berarti kekuasaan. Britto diharapkan tidak hanya berperilaku seperti St. De Britto tapi juga memiliki kekuasaan tinggi kelak. “Yah, semoga saja bisa jadi direktur atau manajer, yang jelas berkuasa lah,”kelakarnya.
Britto merupakan mahasiswa angkatan 2008 FISIP Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Ia mengambil studi mayor Pemasaran dan Periklanan serta minor Public Relations. Ketika ditanya mengapa memilih mayor-minor, “biar cepet lulus, dan gak usah repot-repot milih mata kuliah untuk menuhin 144 SKS, kan udah ada paketannya sendiri,” ungkapnya. Memang sih mayor-minor memudahkan mahasiswa memenuhi 144 SKS, tetapi juga membuat mahasiswa tidak dapat mencicipi konsentrasi studi lain diluar studi mayor-minornya.
Menanggapi hal itu, Britto mengaku hanya tertarik di dua bidang itu, jadi tidak masalah untuknya. “Kalau jurnalistik, aku orangnya gak update, jadi aku gak pede ambil jurnal. Lagipula, aku ingin menekuni PR agar aku bisa belajar berbicara di depan umum,” ungkapnya. Cowok super nyantai ini tampaknya juga belum punya bayangan jelas ingin menjadi apa kelak. “Ingin menjadi konseptor, tetapi apapun lah yang berkaitan dengan advertising dan public relations,” ujarnya.
Britto biasa mengisi waktu luangnya dengan nongkrong atau main di game centre. Ia bisa menghabiskan waktu berjam-jam di depan layar komputer untuk main CS. Kalau sudah main game terlalu lama, sesungguhnya ada cara jitu untuk membuatnya berhenti main game di depan computer. Kasih aja cicak di meja komputernya! Cowok yang mengaku masih single ini ternyata amat sangat takut dengan cicak. Apapun itu, jenis reptil mulai dari kodok, ular, tokek, bahkan cicak pun tidak berani ia dekati.
Cowok penyuka musik pop ini tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa Mustika Maya. Ia tidak terlalu pusing dengan aliran musik, yang penting main alat musik dan membuat dirinya enjoy saat bermain musik. Britto yang mengaku wong Jogja tulen, sangat mengapresiasi band-band lokal Jogja. Salah satu band favoritnya adalah Kapten Jack. Menurutnya, syair lagu yang dinyanyikan tidak muluk-muluk dan tidak dibuat-buat. “Syairnya tuh keliatan banget langsung dari hati, makanya emosinya dapet banget disetiap lagu-lagu mereka.”
Britto bergabung dengan kepanitiaan inisiasi agak terlambat. Setelah panitia berjalan, ada beberapa panitia mengundurkan diri sehingga perlu anggota baru. Kala itu, Britto hanya disibukkan dengan kuliah semester pendek. Ia merasa perlu kegiatan tambahan untuk mengisi liburannya. Di sela obrolannya bersama Azmi-divisi DamPok- Britto menanyakan lowongan posisi di kepanitiaan. Akhirnya, ia diminta menemui Vidi-SC- dan mengisi formulir. Dua hari kemudian ia mendapatkan pesan singkat yang menyatakan bahwa dirinya masuk dalam divisi Perlengkapan.
Meskipun terlambat bergabung dalam kepanitiaan, ia mengaku mudah menyesuaikan diri dengan anggota lain sesama panitia. Tentu saja ia sangat senang dapat bergabung dalam kepanitiaan. Selain menambah pengalaman, ia juga mendapat banyak teman baru. Memang pekerjaan Juru Bangun tidak ringan, tapi seperti jalan hidup yang dipilihnya, enjoy aja!
0 komentar:
Posting Komentar