ditulis oleh Paulina Damayanti
“Gara-gara mataku ini, orang-orang beranggapan kalau aku tuh orangnya antagonis banget,” ungkapnya sambil menunjuk mata sipit dan alis tebalnya itu. Padahal cewek ini mengaku kalau sebenarnya dia merupakan orang yang ramah dan supel.
Adalah Fransiska Tika Oktahirawati, yang akrab disapa Tika. Gadis kelahiran 21 Oktober 1990 ini, merasa tidak nyaman dengan bentuk matanya yang menyipit di ujung, sehingga terkesan jutek. ”Makanya, aku selalu tersenyum seramah mungkin pas ketemu sama teman-teman atau orang-rang yang aku jumpai, biar kesan jutek yang melekat pada diriku ini bisa tertutupi.”
Alumni SMA PL Van Lith Muntilan ini, mempunyai cita-cita ingin menjadi dokter, sehingga saat SMA memilih untuk masuk ke ilmu alam. Namun setelah lulus SMA, justru cewek ini merasa enggan untuk melanjutkan cita-citanya itu.”Kalau dirasa, aku kasihan juga sama orang tuaku yang harus mengeluarkan biaya banyak kalau aku masuk kedokteran, ya udah akhirnya aku milih masuk FISIP UAJY, soalnya aku cukup tertarik dengan dunia broadcasting.”
Tika mengungkapkan, bahwa dia masuk UAJY lewat jalur prestasi, sehingga tidak dipungut sepeserpun biaya pendidikan. Dari situ, dia tergabung dalam PSSB (Program Seleksi Siswa Berprestasi) yang ternyata juga mempunyai segudang kegiatan setiap bulannya.
Di kala senggang Tika mengisinya dengan belajar masak dan membuat kue.”Gak tahu kenapa sekarang aku lagi seneng masak dan bikin kue.”
Everything free is delicious! Itu adalah salah satu moto hidup pengidola Pramudya Ananta Toer ini. Sedangkan moto hidupnya yang lain adalah “Tetap semangat!” Kata cewek yang sempat belajar menari Jawa ini sambil mengangkat tangan.
Menjadi panitia inisiasi 2009 merupakan pengalaman pertama mahasiswa ilmu Komunikasi 2008 ini. Divisi Pendamping Kelompok menjadi pilihannya.”Menjadi Dampok kan seru, bisa lebih dekat sama maba, melatih kesabaran dan tanggung jawab juga buat aku,” jawabnya saat ditanya alasannya.
“Gara-gara mataku ini, orang-orang beranggapan kalau aku tuh orangnya antagonis banget,” ungkapnya sambil menunjuk mata sipit dan alis tebalnya itu. Padahal cewek ini mengaku kalau sebenarnya dia merupakan orang yang ramah dan supel.
Adalah Fransiska Tika Oktahirawati, yang akrab disapa Tika. Gadis kelahiran 21 Oktober 1990 ini, merasa tidak nyaman dengan bentuk matanya yang menyipit di ujung, sehingga terkesan jutek. ”Makanya, aku selalu tersenyum seramah mungkin pas ketemu sama teman-teman atau orang-rang yang aku jumpai, biar kesan jutek yang melekat pada diriku ini bisa tertutupi.”
Alumni SMA PL Van Lith Muntilan ini, mempunyai cita-cita ingin menjadi dokter, sehingga saat SMA memilih untuk masuk ke ilmu alam. Namun setelah lulus SMA, justru cewek ini merasa enggan untuk melanjutkan cita-citanya itu.”Kalau dirasa, aku kasihan juga sama orang tuaku yang harus mengeluarkan biaya banyak kalau aku masuk kedokteran, ya udah akhirnya aku milih masuk FISIP UAJY, soalnya aku cukup tertarik dengan dunia broadcasting.”
Tika mengungkapkan, bahwa dia masuk UAJY lewat jalur prestasi, sehingga tidak dipungut sepeserpun biaya pendidikan. Dari situ, dia tergabung dalam PSSB (Program Seleksi Siswa Berprestasi) yang ternyata juga mempunyai segudang kegiatan setiap bulannya.
Di kala senggang Tika mengisinya dengan belajar masak dan membuat kue.”Gak tahu kenapa sekarang aku lagi seneng masak dan bikin kue.”
Everything free is delicious! Itu adalah salah satu moto hidup pengidola Pramudya Ananta Toer ini. Sedangkan moto hidupnya yang lain adalah “Tetap semangat!” Kata cewek yang sempat belajar menari Jawa ini sambil mengangkat tangan.
Menjadi panitia inisiasi 2009 merupakan pengalaman pertama mahasiswa ilmu Komunikasi 2008 ini. Divisi Pendamping Kelompok menjadi pilihannya.”Menjadi Dampok kan seru, bisa lebih dekat sama maba, melatih kesabaran dan tanggung jawab juga buat aku,” jawabnya saat ditanya alasannya.
0 komentar:
Posting Komentar