ditulis oleh Hendy Adhitya
Jika Anda pernah tahu filsuf kenamaan Jerman, Friedrich Hegel, setidaknya ada yang musti Anda ketahui darinya: bahwa ada roh atau sesuatu yang absolut, mengatur kehidupan manusia. Dia merupakan satu dari sekian filsuf yang punya kepercayaan terhadap sesuatu yang absolut, entah itu disebut Tuhan, roh dan semacamnya. Dia bisa dibilang seorang yang religius.
Tak serumit pemikir yang memengaruhi Karl Marx itu, Vidi setidaknya juga punya perhatian yang kuranglebih sama dengan Hegel soal religiusitas. “Banyak orang berpikiran bahwa hidup ini adalah apa yang kelihatan saja, apa yang tinggal di dalam tubuh ini adalah (hanya) roh.
Kalo buatku kita adalah roh yang hidup di dalam tubuh. Kita hidup di dunia ini cuma sementara. Tapi setelah itu kita mencapai kehidupan kekal. Hidup yang sekali ini saja jangan disia-siakan, “ ujarnya berpendapat.
Vidi Istanto namanya. Mahasiswa FISIP UAJY angkatan 2007 ini punya visi agamis tahun ini: ia mau merintis kegiatan persekutuan Kristiani di FISIP UAJY. Alhasil bersama teman-temannya satu kampus, dia berhasil mewujudkan rencana yang katanya merupakan inisiatifnya.
“Mulai 3 April 2009, persekutuan yang pertama berjalan hanya lima orang. Tapi setiap minggu bertambah. Di ruang 4004 (kampus FISIP UAJY) hari Jumat jam tujuh malam. Bagi yang berminat silahkan datang. Siapa saja boleh datang. Mari kita bersama memuji dan menyembah Tuhan,” ajaknya.
Pria yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua BEM FISIP UAJY periode 2008-2009 ini mengambil peran sebagai Steering Committe (SC) di kepanitiaan Inisiasi FISIP UAJY 2009. Tugasnya adalah menjadi pengawas buat jalannya acara dan panitia inisiasi bersama Andi dan Angela.
Tapi ia mengaku rencana awalnya justru bukan berperan sebagai SC. Vidi malah ingin berkecimpung sebagai anggota divisi Acara. Yaitu jabatan dimana dirinya pernah menggeluti di inisiasi tahun sebelumnya.
Mulanya SC yang diajukan adalah anggota BEM FISIP UAJY, Ocha (mahasiswa FISIP UAJY angkatan 2006). “Tapi dia (Ocha) omong mau berencana ambil Kuliah Kerja Lapangan (KKL). Akhirnya sayalah yang maju.”
Meski niatan awal melenceng, ia bersyukur bisa berada di jajaran tertinggi panitia inisiasi. Pria asal Cilacap ini menilai bahwa dirinya bisa belajar hal-hal baru dari pos SC. “Karena ada firman tuhan yang mengatakan jika kamu setia pada hal-hal kecil, maka kamu akan diberi tanggung jawab penuh,” ujar dia soal jabatannya.
Menanggapi isu inisiasi yang selama ini dianggap momok oleh mahasiswa baru (maba), Vidi menjamin tak akan ada kekerasan fisik. “Prinsip humanis, memanusiakan manusia itu yang dipegang. Dekanat dan rektor juga diperbolehkan melihat jalannya inisiasi,” ungkapnya menambahkan.
Berkenaan dengan stigma ini, ia mengajak tak cuma panitia, seluruh mahasiswa FISIP UAJY diajaknya bahu-membahu melihat inisiasi merupakan sesuatu yang positif.
0 komentar:
Posting Komentar