ditulis oleh Hendy Adhitya
Kotagede ternyata tidak cuma familiar karena sentraindustri kerajinan peraknya, tapi juga bisa menjadi tempat nyaman buat nongkrong dan pilihan wisata kuliner. Apalagi di bulan Ramadhan ini, Kotagede cukup asyik buat ngabuburit juga lho!
Dua hari lalu, para ngabuburit hunters (sebutan ini muncul buat para pejalan kaki dan pemburu kuliner ala FISIP UAJY), Calvin dan Mike (eks divisi Dokumentasi), Tatto (eks divisi Perkap), Vidi (eks SC), Xave dan saya sendiri (eks divisi Jurnal) bertandang ke Kotagede.
"Jam 17.20 WIB kita berangkat dari kampus ke sini. Ternyata gak kalah rame dengan (Pasar Sore) Kauman. Tentunya dengan makanan yang berbeda," ujar Vidi.
Nongkrong di pertigaan Pasar Kotagede (Tepatnya di lapak Sate Sapi ala Kotagede), kami menikmati ragam jajanan, panganan dan minuman manis.
Calvin atau Toink sapaan akrabnya, tampak menikmati sekali ngabuburit petang itu. " Tadi makan batagor, tahu, dan es campur, harganya murah. Esnya 2.500 rupiah," katanya menjelaskan. "Kalau Tatto tadi minum es teh dan soto habisnya cuma 4.000 rupiah," lanjut dia.
Untuk jalan-jalan kali ini, ide berasal dari Tatto. "Tapi tadi harusnya datangnya agak sore-an, sekitar jam empat sore. Supaya bisa jalan-jalan dahulu tapi luput, tapi di sini murah meriah dan enak," katanya sembari menganggukkan kepala.
Nah, apakah para ngabuburit hunters ini berencana mengajak teman-teman lain? "Ide itu (mengajak teman-teman lain) harus ada, kita harus silaturahmi, halal bihalal katanya hahaha," kata Mike.
"Terutama kaum Hawa musti diajak," sela Calvin. Nah, kini giliran saya tanya kawan-kawan cewek, mau ikut bergabung dengan kami, para ngabuburit hunters ini?
Kotagede ternyata tidak cuma familiar karena sentraindustri kerajinan peraknya, tapi juga bisa menjadi tempat nyaman buat nongkrong dan pilihan wisata kuliner. Apalagi di bulan Ramadhan ini, Kotagede cukup asyik buat ngabuburit juga lho!
Dua hari lalu, para ngabuburit hunters (sebutan ini muncul buat para pejalan kaki dan pemburu kuliner ala FISIP UAJY), Calvin dan Mike (eks divisi Dokumentasi), Tatto (eks divisi Perkap), Vidi (eks SC), Xave dan saya sendiri (eks divisi Jurnal) bertandang ke Kotagede.
"Jam 17.20 WIB kita berangkat dari kampus ke sini. Ternyata gak kalah rame dengan (Pasar Sore) Kauman. Tentunya dengan makanan yang berbeda," ujar Vidi.
Nongkrong di pertigaan Pasar Kotagede (Tepatnya di lapak Sate Sapi ala Kotagede), kami menikmati ragam jajanan, panganan dan minuman manis.
Calvin atau Toink sapaan akrabnya, tampak menikmati sekali ngabuburit petang itu. " Tadi makan batagor, tahu, dan es campur, harganya murah. Esnya 2.500 rupiah," katanya menjelaskan. "Kalau Tatto tadi minum es teh dan soto habisnya cuma 4.000 rupiah," lanjut dia.
Untuk jalan-jalan kali ini, ide berasal dari Tatto. "Tapi tadi harusnya datangnya agak sore-an, sekitar jam empat sore. Supaya bisa jalan-jalan dahulu tapi luput, tapi di sini murah meriah dan enak," katanya sembari menganggukkan kepala.
Nah, apakah para ngabuburit hunters ini berencana mengajak teman-teman lain? "Ide itu (mengajak teman-teman lain) harus ada, kita harus silaturahmi, halal bihalal katanya hahaha," kata Mike.
"Terutama kaum Hawa musti diajak," sela Calvin. Nah, kini giliran saya tanya kawan-kawan cewek, mau ikut bergabung dengan kami, para ngabuburit hunters ini?
0 komentar:
Posting Komentar